Senin, 02 April 2012

Alokasi proses user pada memori berupa single partition allocation atau multiple partition allocation


žsingle partition allocation :
Pada single partition allocation diasumsikan sistem operasi ditempatkan di memori rendah dan proses user dieksekusi di memori tinggi. Kode dan data sistem operasi harus diproteksi dari perubahan tak terduga oleh user proses. Proteksi dapat dilakukan dengan menggunakan register relokasi (relocation register) dan register limit (limit register). Register relokasi berisi nilai dari alamat fisik terkecil sedangkan register limit berisi jangkauan alamat logika dan alamat logika harus lebih kecil dari register limit. MMU memetakan alamat logika secara dinamis dengan menambah nilai pada register relokasi.

žmultiple partition allocation : Pada multiple partition allocation, mengijinkan memori user dialokasikan untuk proses yang berbeda yang berada di antrian input (input queue) yang menunggu dibawa ke memori.
Multiple partition allocation dibagi menjadi 2 skema yaitu:
1Partisi tetap
2.Partisi dinamis
žPartisi tetap (fixed partition) dimana memori dibagi dalam sejumlah partisi tetap dan setiap partisi berisi tepat satu proses. Jumlah partisi terbatas pada tingkat multiprogramming. Digunakan oleh IBM OS/360 yang disebut Multiprogramming with a Fixed number of Task (MFT)
žpartisi dinamis (variable partition) merupakan MFT yang digeneralisasi yang disebut Multiprogramming with a Variable number of Tasks (MVT). Skema ini digunakan terutama pada lingkungan batch.

 

Lokasi Memory

Pengertian Cache memory
Cache memory adalah memory berukuran kecil berkecepatan tinggi yang berfungsi untuk menyimpan sementara instruksi dan/atau data (informasi) yang diperlukan oleh prosesor. Boleh dikatakan bahwa cache memory ini adalah memory internal prosesor. Cache memory ini berbasis SRAM yang secara fisik berukuran kecil dan kapasitas tampung datanya juga kecil atau sedikit. Pada saat ini, cache memory ada 3 jenis, yaitu L1 cache, L2 cache, dan L3 cache.
4.1 Letak cache memory
L1 cache terintegrasi dengan chip prosesor, artinya letak L1 cache sudah menyatu dengan chip prosesor (berada di dalam keping prosesor). Sedangkan letak L2 cache, ada yang menyatu dengan chip prosesor, ada pula yang terletak di luar chip prosesor, yaitu di motherboard dekat dengan posisi dudukan prosesor. Pada era prosesor intel 80486 atau sebelumnya, letak L2 cache kebanyakan berada di luar chip prosesor. Chip cache terpisah dari prosesor, berdiri mandiri dekat chip prosesor. Sejak era prosesor Intel Pentium, letak L2 cache ini sudah terintegrasi dengan chip prosesor (menyatu dengan keping prosesor). Posisi L2 cache selalu terletak antara L1 cache dengan memori utama (RAM). Sedangkan L3 cache belum diimplementasikan secara umum pada semua jenis prosesor. Hanya prosesor-prosesor tertentu yang memiliki L3 cache.
Cache memory yang letaknya terpisah dengan prosesor disebut cache memory non integrated atau diskrit (diskrit artinya putus atau terpisah). Cache memory yang letaknya menyatu dengan prosesor disebut cache memory integrated, on-chip, atau on-die (integrated artinyabersatu/menyatu/ tergabung, on-chip artinya ada pada chip).
L1 cache (Level 1 cache) disebut pula dengan istilah primary cache, first cache, atau level one cache. L2 cache disebut dengan istilahsecondary cache, second level cache, atau level two cache.
Kecepatan cache memory
Transfer data dari L1 cache ke prosesor terjadi paling cepat dibandingkan L2 cache maupun L3 cache (bila ada). Kecepatannya mendekati kecepatan register. L1 cache ini dikunci pada kecepatan yang sama pada prosesor. Secara fisik L1 cache tidak bisa dilihat dengan mata telanjang. L1 cache adalah lokasi pertama yang diakses oleh prosesor ketika mencari pasokan data. Kapasitas simpan datanya paling kecil, antara puluhan hingga ribuan byte tergantung jenis prosesor. Pada beberapa jenis prosesor pentium kapasitasnya 16 KB yang terbagi menjadi dua bagian, yaitu 8 KB untuk menyimpan instruksi, dan 8 KB untuk menyimpan data.
Transfer data tercepat kedua setelah L1 cache adalah L2 cache. Prosesor dapat mengambil data dari cache L2 yang terintegrasi (on-chip) lebih cepat dari pada cache L2 yang tidak terintegrasi. Kapasitas simpan datanya lebih besar dibandingkan L1 cache, antara ratusan ribu byte hingga jutaan byte, ada yang 128 KB, 256 KB, 512 KB, 1 MB, 2 MB, bahkan 8 MB, tergantung jenis prosesornya. Kapasitas simpan data untuk L3 cache lebih besar lagi, bisa ratusan juta byte (ratusan mega byte).
Prioritas penyimpanan dan pengambilan data
Dalam mekanisme kerjanya, data yang akan diproses oleh prosesor, pertama kali dicari di L1 cache, bila tidak ada maka akan diambil dari L2 cache, kemudian dicari di L3 cache (bila ada). Jika tetap tidak ada, maka akan dicari di memori utama. Pengambilan data di L2 cache hanya dilakukan bila di L1 cahe tidak ada.
Lebih jelasnya proses baca tulis data yang dilakukan oleh prosesor ke memori utama dapat dijelaskan sebagai berikut:
Ketika data dibaca/ditulis di memori utama (RAM) oleh prosesor, salinan data beserta address-nya (yang diambil/ditulis di memori utama) disimpan juga di cache. Sewaktu prosesor memerlukan kembali data tersebut, prosesor akan mencari ke cache, tidak perlu lagi mencari di memori utama.
Jika isi cache penuh, data yang paling lama akan dibuang dan digantikan oleh data yang baru diproses oleh prosesor. Proses ini dapat menghemat waktu dalam proses mengakses data yang sama, dibandingkan jika prosesor berulang-ulang harus mencari data ke memori utama.
Secara logika, kapasitas cache memory yang lebih besar dapat membantu memperbaiki kinerja prosesor, setidak-tidaknya mempersingkat waktu yang diperlukan dalam proses mengakses data.



HAL YANG BERPENGARUH PADA PERFORMA KOMPUTER



1. Banyaknya Aplikasi berjalan di belakang system
Semakin banyak komputer kita dengan software, biasanya akan semakin memperlambat kinerja komputer, meskipun pengaruhnya ada yang relatif kecil dan ada yang besar. Penting untuk diketahui ketika menginstall software, cek apakah ada aplikasi yang senantiasa berjalan di belakang. Hal ini bisa di ketahui dengan program seperti Autoruns.
2. Hard disk (HDD) yang sudah berumur
Ketika komputer kita masih menggunakan Hardisk yang sudah cukup lama (tua), mungkin lebih dari 5 tahun, maka kinerja komputer bisa semakin lambat. Untuk mengecek, kita bisa menggunakan software gratis HDD Tune dan sejenisnya (baca artikel: Periksa Kondisi Hard Disk Komputer Anda). HDD SATA normal biasanya rata-rata akses read (baca) sekitar 70 – 90 MB/s. Jika misal rata-rata akses HDD dibawah 50 MB/s maka kinerja biasanya akan terasa lambat.
3. Malware (virus, worm, trojan, dsb )
Ketika komputer kita terkena malware ( virus, worm, trojan, dan sejenisnya), sudah hampir dapat dipastikan bahwa kinerja okmputer akan lambat. Virus akan sering menggunakan sumber daya komputer baik RAM atau CPU, termasuk juga senantiasa memantau aktivitas komputer. Hal ini tentu sangat berpengaruh terhadap kinerja aplikasi lain.
4. Spyware, Adware, virus dan sejenisnya
Jika kita sering menggunakan komputer untuk ber-internet, jika tidak berhati-hati ada kemungkinan komputer bisa terkena spyware. Efeknya mungkin tidak begitu besar dengan kinerja komputer, tetapi bisa berpengaruh pada akses internet, dan berbagai hal yang menganggu kenyamanan berinternet dan yang lebih buruk, data-data penting (user, password, account dll) kita bisa di ketahui oleh si pembuat spyware ini.



5. RAM/Memori yang pas-pasan
Banyak sedikitnya jumlah RAM/Memori yang kita gunakan memang tidak bisa dibuat standard sama untuk satu komputer dengan komputer lain atau bahkan sistem operasi. Meskipun ketika akan menginstall Windows, ada spesifikasi minimal RAM, tetapi jenis aplikasi yang kita gunakan juga harus diperhitungkan. Untuk mengecek, buka saja Task Manager dan di bagian Performance periksa PF Usage dan juga Physical Memory yang menunjukkan total Memory fisik (RAM) dan sisa tersedia (Available).
6. Konflik aplikasi atau program yang di install
Tidak jarang dua aplikasi dalam kategori yang sama bisa berakibat terjadinya konflik, yang semakin memperlambat kinerja komputer. Tanda-tanda terjadi konflik adakan komputer yang bermasalah setelah kita menginstall suatu software, padahal sebelumnya tidak ada masalah. Yang sering terjadi konflik biasanya di kategori software security, semisal antivirus.
Misalnya kita menggunakan 2 antivirus atau lebih

7. Pemilihan Software yang kurang tepat
Tidak sedikit orang hanya ikut-ikutan (trend) dalam penggunaan software, padahal fitur yang diinginkan sebenarnya terdapat dalam software lain yang kecil dan gratis. Jika spesifikasi komputer kita memang minimal atau kita ingin bekerja dengan cepat, maka pilihlah software yang tepat. Software dengan ukuran besar tidak senantiasa lebih baik dan tepat bagi masing-masing kita. Berikut beberapa contohnya :
8. Banyaknya Software yang terinstall
Meskipun software-software yang di install tidak berjalan di belakang, tetapi hampir setiap software selalu menambahkan entry (data) ke registry, sehingga semakin banyak software yang di install ukuran registry (windows) juga akan semakin besar. Karena registry ini akan di akses baik ketika komputer berjalan maupun sudah berjalan, besar kecilnya juga mempengaruhi kecepatan/ waktu respon-nya.
9. Penggunaan efek Windows yang berlebih
Windows Xp, Vista maupun windows 7 menyediakan opsi untuk menggunakan tampilan dengan berbagai efek. Jika komputer kita mempunyai spesifikasi yang bagus, tentu berbagai efek ini tidak menjadi masalah, tetapi jika ingin performa cepat, berbagai efek windows bisa di non aktifkan.

10. Keadaan Hardware Komputer yang kotor / tidak terawat (jarang dibersihkan dari debu)
Keadaan hardware komputer yang kotor juga dapat menyumbang sebagian besar masalah dalam komputer kita, karena debu yang biasanya menempel pada hardware komputer adalah debu yang bersifat konduktif dan hal tersebut juga dapat mengakibatkan konsleting pada peralatan komputer kita. untuk itu rajin-rajinlah membersihkan komputer minimal 6 bulan sekali agar menjaga komputer tetap bersih dan memiliki kinerja yang optimal. (lakukan kegiatan ini lebih sering bila komputer anda bekerja pada area yang berdebu).


I/O pada CPU

ada banyak input dan output pada CPU, di bawah ini saya sajikan contoh-contoh yang paling sering di jumpai:
1. Monitor


Monitor merupakan perangkat output yg berfungsi menampilkan data atau informasi sehingga data atau informasi tersebut dapat diketahui oleh penggunanya .
Ada 2 jenis monitor :
- CRT (Cathode Ray Tube)
- LCD ( Liquid Crystal Display
2. Keyboard

Keyboard merupakan sebuah papan yang terdiri dari tombol – tombol untuk mengetik huruf, angka, dan simbol – simbol khusus lainnya pada komputer .
keyboard komputer secara fissik mempunyai bentuk yang hampir sama dengan keyboard yang terdapat pada mesin ketik manual .
3. Mouse

Mouse merupakan alat bantu yang digunakan untuk menggerakan pointer mouse yang pada umumnya berbentuk anak panah kecil , pointer mouse akan bergerak berdasarkan arah gerakan bola kecil yg terdapat dalam mouse , selain jenis trackball, ada mouse yg menggunakan sensor cahaya serta lampu LED merah dibawahnya sebagai pencahaya atau biasa disebut mouse optical .


5. Scanner

scanner merupakan perangkat yg prinsip kerjanya seperti mesin fotocopy, perbedaannya pada mesin fotocopy hasilnya ditampilkan pada kertas, sedangkan hasil scanner akan ditampilkan pada layar monitor. Hasil scanner dapat berupa file teks, dokumen, maupun gambar .
6. Printer
printer merupakan alat output yg berfungsi untuk melakukan pencetakan teks, gambar, dan tampilan lain dari komputer ke kertas atau pun media lain
7. Speaker
adalah sebuah perangkat elektronika yang berfungsi mengubah sinyal listrik (elektrik) menjadi sinyal audio sehingga dapat kita dengar sebagai suatu bunyi. Bunyi pada speaker dihasilkan dari sebuah magnet, kumparan, dan membran (selaput) yang akan bergetar seiring dengan sinyal elektrik yang melewati sebuah kumparan didalamnya
8. Kabel USB
Fungsi utamanya buat nyambungin perangkat yang menggunakan port usb, jadi biar nggak langsung nyolok ke komputer. Misalnya aja agan nggak perlu nungging nungging nyolokin flashdisk ke pantan cpu, cukup dengan menggunakan usb ekstender. Atau bila menggunakan wifi atau GSM/CDMA modem, bisa memperkuat sinyal, soalnya posisi modem jadi bisa diatur. Biasanya ada batasan mengenai panjangnya, yang dipengaruhi dari kualitas kabel dan konektornya.
9. Card Reader
Fungsi card reader adalah untuk membaca memory card baik itu memory-memory handphone, kamera digital, maupun jenis memory lain seperti SD Card, Mini-SD, RS Card, MSD (Memory Stick Duo), MSD PRO, MD, CF, XD, T-Flash (Trans Flash), dan sebagainya.
Memory card dapat dibaca oleh card reader dengan cara menghubungkan card reader pada port usb komputer, seperti kalau kita menghubungkan usb mouse, keyboard, atau flash disk. Lewat card reader dapat kita masukkan berbagai file ke dalam memory card, seperti mp3, gambar, aplikasi, dan dokumen.



10. Flashdisk
Flashdisk atau UFD yaitu piranti penyimpanan data memori flash dengan tipe NAND yang mempunyai alat penghubung antara USB yang terintegrasi. Flash drive berukuran kecil, ringan, juga bisa dibaca dan ditulis. Kemampuan penyimpanan kapasitas yang tersedia untuk USB flash drive ada dari 64 megabyte sampai 512 gigabyte.
Ada banyak kelebihan dari USB flash drive dibandingkan alat penyimpanan data lainnya, khususnya disket atau cakram padat. Alat ini lebih cepat, kecil, dengan kapasitas lebih besar, serta lebih dapat diandalkan karena tidak memiliki bagian yang bergerak daripada disket
11. Web Cam
WebCam adalah kamera video sederhana berukuran relatif kecil. sering digunakan untuk konferensi video jarak jauh atau sebagai kamera pemantau. WebCam pada umumnya tidak membutuhkan kaset atau tempat penyimpanan data, data hasil perekaman yang didapat langsung ditransfer ke komputer.
12. Colling pad
Cooling pad berguna sebagai pendingin notebook. Dilengkapi dengan kipas ukuran 8 cm yang dilapisi dengan bahan yang terbuat dari plastik tipis. Kipas ini kemudian dihubungkan dengan konektor USB yang ada di Notebook melalui kabel USB yang disertakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar